Project



Jokowi Resmikan Palapa Ring, Telkom Ingin Pangkas Kesenjangan Digital

Jokowi Resmikan Palapa Ring, Telkom Ingin Pangkas Kesenjangan Digital

Palapa Ring jilid dua di Indonesia Timur akan segera diresmikan Presiden Joko Widodo. Hal ini membuat Telkom semakin optimistis kehadiran layanan triple play IndiHome bisa memangkas kesenjangan digital di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

“Kami ini flag carrier di sektor telekomunikasi, jaringan yang dibangun tak hanya memikirkan sisi bisnis, tetapi juga pemerataan pembangunan,” ujar Direktur Consumer Telkom Dian Rachmawan di Jakarta, Selasa (28/4/2015).

Menurutnya, baru Telkom yang berani bangun infrastruktur serat optik di KTI dan menyambungkan Indonesia dari Sabang-Merauke dengan serat optik. “Ini semua agar kesenjangan digital antara kawasan Barat dan Timur Indonesia terpangkas,” lanjut Dian.

Dijelaskannya, Telkom tak hanya memikirkan pembangunan infrastruktur tetapi hingga ke layanan. “Telkom IndiHome di KTI banyak diminati karena akses internetnya cepat. Buktinya, di kawasan KTI dalam satu kuartal saja kita bisa dapat sekitar 8.500-an pelanggan IndiHome baru,” paparnya.

Dian menambahkan, Telkom tak hanya ingin membawa layanan IndiHome ke 60 kota-kota besar, tetapi juga ke 100 kota-kota kecil di seluruh Indonesia.”Kami ingin pangkas kesenjangan digital agar masyarakat bisa merasakan dampak ekonomi broadband itu bagi kesejahteraan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, IndiHome adalah layanan triple play berbekal Internet dengan teknologi Fiber To The Home (FTTH) yang dilengkapi dengan IPTV dan telepon rumah, serta fasilitas-fasilitas lainnya.

Telkom berinvestasi sebesar USD 71,1 juta untuk membangun jaringan backbone yang berbasis pada kabel serat optik di KTI yaitu MKCS (Mataram Kupang Cable System ) dan SMPCS (Sulawesi Maluku Papua Cable System) yang menghubungkan pulau-pulau di kawasan timur Indonesia.

Guru Besar ITB Suhono Harso Supangkat meminta pemerintah memberikan perhatian kepada Telkom dengan memberikan insentif yang layak karena keberanian membangun jaringan di area Indonesia Timur.

“Sudah sewajarnya ada insentif bagi Telkom. Soalnya sektor telekomunikasi ini sudah masuk persaingan bebas, tetapi Telkom tak melupakan tugasnya sebagai flag carrier. Perjuangan Telkom harus dihargai,” katanya.

Dalam catatan, penetrasi Internet berbasis fixed broadband di Indonesia masih rendah. Bila dilihat dari total sekitar 60 juta rumah tangga di Indonesia, maka tingkat penetrasi fixed broadband di negeri ini baru mencapai 5% atau sekitar 3 juta sambungan.

Dalam riset yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan Puskakom UI terungkap penggunaan internet di KTI lebih besar yakni 38% dibanding Kawasan Indonesia Barat yakni 27%.

Pengguna internet di KTI adalah pengguna kedua terbanyak dalam mengakses internet melalui PC sebesar 20%.

(Sumber: Detik.com)